Sambutan Menteri Pemberdayaan Wanita Dan Pemberian Anak Terkait Peringatan Hari Ibu Ke-88 Tahun 2016 - foldersoal.com
Wednesday, March 9, 2016
Edit
Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (PPPA)Anak Terkait Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016_Di bawah ini ialah salinan sambutan Menteri PPPA (Ibu Yohana Susana Yembise) perihal Hari Ibu 2016. Sambutan ini tertulis pada Buku Pedoman Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016. Adapun isi lengkap sambutannya ibarat di bawah ini.
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karunia Nya, pada tahun 2016 ini kita sanggup memperingati kembali Hari Ibu yang ke-88.
Hari Ibu Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, kiprah wanita Indonesia menjadi bab yang tidak sanggup dipisahkan dalam usaha panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya.
Keterlibatan wanita dibuktikan melalui Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia.
Hakekat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya ialah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak usaha kaum wanita yang tidak sanggup dipisahkan dari sejarah usaha bangsa Indonesia.
Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggat 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur.
PHI juga diperlukan mendorong semua pemangku kepentingan untuk menawarkan perhatian, ratifikasi akan pentingnya eksistensi wanita dalam banyak sekali sektor pembangunan. PHI juga diperlukan sanggup membawa imbas nyata bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan.
Di lain sisi juga menawarkan keyakinan yang besar bahwa wanita apabila diberi peluang dan kesempatan bisa meningkatkan kualitas hidupnya serta menyebarkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Saat ini bahkan terbukti wanita dalam banyak sekali dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa menjadi motor aktivis dan motor perubahan (agent of change).
Perempuan Indonesia masa sekarang ialah wanita yang sadar dan memahami mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan lakilaki.
Prinsip kesetaraan yang mendasari perihal pentingnya pembagian tugas, kiprah dan tanggungjawab yang seimbang antara wanita dan pria mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perempuan dan pria keduanya ialah "parthnership" sekaligus sumber daya insani yang memilih keberhasilan pembangunan nasional.
Bertepatan dengan PHI ke-88 Tahun 2016 ini telah diusung tema: "Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap wanita dan anak, perdagangan orang dan kesenjangan susukan ekonomi terhadap perempuan".
Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia Tahun 2016 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu kegiatan nasional.
Telah banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai wanita Indonesia sampai ketika ini, namun tidak dipungkiri bahwa kondisi wanita dan juga anak sebagai kelompok masyarakat yang rentan dari banyak sekali kekerasan, eksploitasi dan perlakuan diskriminatif lainnya.
Perempuan dan anak dengan jumlah hampir 80 % dari total penduduk Indonesia keduanya merupakan sumber daya potensial dalam pembangunan.
Mengingat maraknya kasus kekerasan terhadap wanita dan anak yang akhir-akhir ini banyak terjadi di masyarakat, maka tema ini kami angkat untuk menawarkan penyadaran kepada kita semua perihal pentingnya banyak sekali upaya untuk melindungi wanita dan anak dari banyak sekali bentuk kekerasan dengan melibatkan semua komponen masyarakat.
Pelibatan pria yang sudah dideklarasikan dalam kampanye global "Hefor She" juga bab yang diutamakan dalam mewujudkan kesetaraan gender.
Untuk itu dengan terselenggaranya Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada 6 (enam) pimpinan organisasi wanita yaitu OASE KK, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari dan kawan kerja lainnya yang selalu bahu-membahu terlibat dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu.
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemda Provinsi Banten, Kementerian, Lembaga, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lembaga masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam banyak sekali kegiatan sebagai rangkaian penyelenggaraan PHI ke-88 Tahun 2016 ini.
Harapan saya, Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016 ini sanggup mendorong terciptanya kesetaraan wanita dan pria pada setiap aspek kehidupan baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Baca juga:
Demikian isi Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Terkait Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016. Semoga bermanfaat.
Berbagai Sumber
Foto Menteri PPPA Yohana Yembise via http://www.cahayapapua.com/
Hari Ibu Indonesia lahir dari pergerakan bangsa Indonesia. Dalam pergerakan kebangsaan kemerdekaan, kiprah wanita Indonesia menjadi bab yang tidak sanggup dipisahkan dalam usaha panjang bangsa ini untuk meraih kemerdekaannya.
Keterlibatan wanita dibuktikan melalui Kongres Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta yang telah mengukuhkan semangat dan tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia.
Hakekat Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya ialah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak usaha kaum wanita yang tidak sanggup dipisahkan dari sejarah usaha bangsa Indonesia.
Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggat 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur.
PHI juga diperlukan mendorong semua pemangku kepentingan untuk menawarkan perhatian, ratifikasi akan pentingnya eksistensi wanita dalam banyak sekali sektor pembangunan. PHI juga diperlukan sanggup membawa imbas nyata bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan.
Di lain sisi juga menawarkan keyakinan yang besar bahwa wanita apabila diberi peluang dan kesempatan bisa meningkatkan kualitas hidupnya serta menyebarkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
Saat ini bahkan terbukti wanita dalam banyak sekali dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, bisa menjadi motor aktivis dan motor perubahan (agent of change).
Perempuan Indonesia masa sekarang ialah wanita yang sadar dan memahami mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan lakilaki.
Prinsip kesetaraan yang mendasari perihal pentingnya pembagian tugas, kiprah dan tanggungjawab yang seimbang antara wanita dan pria mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Perempuan dan pria keduanya ialah "parthnership" sekaligus sumber daya insani yang memilih keberhasilan pembangunan nasional.
Bertepatan dengan PHI ke-88 Tahun 2016 ini telah diusung tema: "Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki untuk mewujudkan Indonesia yang bebas dari kekerasan terhadap wanita dan anak, perdagangan orang dan kesenjangan susukan ekonomi terhadap perempuan".
Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia Tahun 2016 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP dan PA sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015-2019 serta mewujudkan Nawacita sebagai salah satu kegiatan nasional.
Telah banyak keberhasilan dan kemajuan yang dicapai wanita Indonesia sampai ketika ini, namun tidak dipungkiri bahwa kondisi wanita dan juga anak sebagai kelompok masyarakat yang rentan dari banyak sekali kekerasan, eksploitasi dan perlakuan diskriminatif lainnya.
Perempuan dan anak dengan jumlah hampir 80 % dari total penduduk Indonesia keduanya merupakan sumber daya potensial dalam pembangunan.
Mengingat maraknya kasus kekerasan terhadap wanita dan anak yang akhir-akhir ini banyak terjadi di masyarakat, maka tema ini kami angkat untuk menawarkan penyadaran kepada kita semua perihal pentingnya banyak sekali upaya untuk melindungi wanita dan anak dari banyak sekali bentuk kekerasan dengan melibatkan semua komponen masyarakat.
Pelibatan pria yang sudah dideklarasikan dalam kampanye global "Hefor She" juga bab yang diutamakan dalam mewujudkan kesetaraan gender.
Untuk itu dengan terselenggaranya Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016, saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi kepada 6 (enam) pimpinan organisasi wanita yaitu OASE KK, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari dan kawan kerja lainnya yang selalu bahu-membahu terlibat dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu.
Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemda Provinsi Banten, Kementerian, Lembaga, Provinsi, Kabupaten/Kota, Lembaga masyarakat dan seluruh lapisan masyarakat yang sudah berpartisipasi aktif dalam banyak sekali kegiatan sebagai rangkaian penyelenggaraan PHI ke-88 Tahun 2016 ini.
Harapan saya, Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016 ini sanggup mendorong terciptanya kesetaraan wanita dan pria pada setiap aspek kehidupan baik di dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa dan negara untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat, berdikari dan berkepribadian berlandaskan gotong royong.
Baca juga:
- Naskah Teks Pidato Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada Upacara Bendera Peringatan Hari Ibu ke-88 Tanggal 22 Desember 2016
- Pedoman Peringatan Hari Ibu Tahun 2016.
Demikian isi Sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Terkait Peringatan Hari Ibu ke-88 Tahun 2016. Semoga bermanfaat.
Berbagai Sumber