5 Nilai Utama Huruf Pada Penguatan Pendidikan Huruf (Ppk) Sebagai Poros Perbaikan Pendidikan Nasional - foldersoal.com
Thursday, October 1, 2015
Edit
Pembelajaran Berbasis Penguatan Karakter_Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, Penguatan Pendidikan Karakter merupakan poros utama perbaikan pendidikan nasional yang berkaitan akrab dengan aneka macam jadwal prioritas pemerintah. Menurut Mendikbud, 5 nilai utama abjad yang menjadi prioritas pada Penguatan Pendidikan Karakter, berkaitan akrab dengan aneka macam jadwal prioritas Kemendikbud di bidang pendidikan dan kebudayaan.
Adapun lima nilai utama pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai berikut:
Salah satu rencana penguatan tugas guru dan kepala sekolah yang dikala ini disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yaitu mendorong revitalisasi tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK.
Diharapkan, pembelajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah melalui PPK, sanggup menghadirkan generasi muda yang berdaya saing dan mempunyai abjad positif.
Menurut Itje Chodidjah (Wakil Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta), Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dikala ini digalakkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud yaitu milik seluruh komponen bangsa sebagai upaya menguatkan kualitas generasi muda Indonesia.
Keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai tripusat pendidikan mempunyai peranan penting dalam jadwal PPK.
"Melalui budaya yang dikembangkan di sekolah, PPK sanggup dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan sikap positif. Kepala sekolah dan guru sebagai motornya secara otomatis menjadi teladan,"
Menurut Itje Chodidjah, dalam proses pembelajaran, PPK sanggup eksklusif diintegrasikan melalui tema maupun mata pelajaran.
Pengelolaan kelas oleh guru dan metode berguru yang dipilih juga merupakan ajang penguatan abjad penerima didik.
"Karakter yaitu garamnya pendidikan. Karakter memberi rasa dalam aneka macam cara kita mendidik dan materi yang kita gunakan untuk mendidik melalui mata pelajaran,"
Beliau menambahkan, dalam metode kolaboratif, misalnya, aneka macam abjad sanggup dikembangkan. Komite sekolah dan masyarakat yaitu kawan sekolah dalam menggiatkan PPK.
"Misalnya sekolah sanggup bekerja sama dengan pusat-pusat budaya, museum, atau warga sekitar masyarakat yang mempunyai keunggulan untuk menjadi bab dari PPK.
Dengan demikian kearifan lokal sanggup dikembangkan. PPK hasilnya harus menjadi landasan bagi tripusat pendidikan dalam membuatkan generasi muda Indonesia,"
Saat itu (Januari 2017) sudah ada 542 sekolah pada jenjang pendidikan dasar yang siap menerapkan jadwal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Sekolah-sekolah itu akan menjadi sekolah piloting dalam implementasi PPK. Beberapa di antaranya yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali; SMPK 3 Penabur, Jakarta Pusat; SMPN 2 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah; Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan, Banten; dan SMPN 19 Manokwari, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Sumber: Web Resmi Kemendikbud
Adapun lima nilai utama pada Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sebagai berikut:
- Religius
- Nasionalis
- Mandiri
- Integritas
- Gotong Royong.
Salah satu rencana penguatan tugas guru dan kepala sekolah yang dikala ini disiapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yaitu mendorong revitalisasi tugas dan fungsi kepala sekolah sebagai manajer, dan guru sebagai inspirator PPK.
Diharapkan, pembelajaran berbasis penguatan karakter yang terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah melalui PPK, sanggup menghadirkan generasi muda yang berdaya saing dan mempunyai abjad positif.
Menurut Itje Chodidjah (Wakil Dewan Pendidikan Provinsi DKI Jakarta), Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dikala ini digalakkan oleh pemerintah melalui Kemendikbud yaitu milik seluruh komponen bangsa sebagai upaya menguatkan kualitas generasi muda Indonesia.
Keluarga, masyarakat, dan sekolah sebagai tripusat pendidikan mempunyai peranan penting dalam jadwal PPK.
"Melalui budaya yang dikembangkan di sekolah, PPK sanggup dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan sikap positif. Kepala sekolah dan guru sebagai motornya secara otomatis menjadi teladan,"
Menurut Itje Chodidjah, dalam proses pembelajaran, PPK sanggup eksklusif diintegrasikan melalui tema maupun mata pelajaran.
Pengelolaan kelas oleh guru dan metode berguru yang dipilih juga merupakan ajang penguatan abjad penerima didik.
"Karakter yaitu garamnya pendidikan. Karakter memberi rasa dalam aneka macam cara kita mendidik dan materi yang kita gunakan untuk mendidik melalui mata pelajaran,"
Beliau menambahkan, dalam metode kolaboratif, misalnya, aneka macam abjad sanggup dikembangkan. Komite sekolah dan masyarakat yaitu kawan sekolah dalam menggiatkan PPK.
"Misalnya sekolah sanggup bekerja sama dengan pusat-pusat budaya, museum, atau warga sekitar masyarakat yang mempunyai keunggulan untuk menjadi bab dari PPK.
Dengan demikian kearifan lokal sanggup dikembangkan. PPK hasilnya harus menjadi landasan bagi tripusat pendidikan dalam membuatkan generasi muda Indonesia,"
Saat itu (Januari 2017) sudah ada 542 sekolah pada jenjang pendidikan dasar yang siap menerapkan jadwal Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).
Sekolah-sekolah itu akan menjadi sekolah piloting dalam implementasi PPK. Beberapa di antaranya yaitu Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Singaraja, Kabupaten Buleleng, Bali; SMPK 3 Penabur, Jakarta Pusat; SMPN 2 Semarang, Kota Semarang, Jawa Tengah; Sekolah Menengah Pertama Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan, Banten; dan SMPN 19 Manokwari, Kabupaten Manokwari, Papua Barat. Sumber: Web Resmi Kemendikbud
Baca juga: Konsep Dasar dan Manfaat Penguatan Pendidikan KarakterBerbagai Sumber